Sejarah Desa Buniseuri

 Sebelum pada poko pembahasan Sejarah desa buniseri terlebih dahulu arbainlas dot com ciamis akan sedikit memberikan informasi desa buniseri adalah sebuah desa yang terletak di ciamis jawa barat,sekitar 12 km dari alun alun ciamis arah ke cirebon.ada beberapa hal menarik di desa buniseri yang belum banyak di ketahui masarakat luas,salah satu nya tentang sejarah desa buniseri itu sendiri.Berikut adalah sejarah desa buniseri yang di kutip dari blog nya kang imbit.
Saat setelah pelantikan Maman Sulaeman sebagai Kepala desa buniseri saat ini


SEJARAH SINGKAT DESA BUNISEURI
KECAMATAN CIPAKU KABUPATEN CIAMIS
( disusun pada tahun 2008 oleh Deddy Imbit Munjul Buniseuri )
I.         Asal usul
Desa Buniseuri Merupakan Sebuah Desa Di Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis Provinsi Jawa Barat,  Yang Berada Di Kaki Bukit Gunung Syawal. Suasana Sejuk Dan Indah Membuat Masyarakat Betah Untuk Tinggal Di Kampung Halamannya. Desa Ini Terdiri Dari 5 Buah Dusun Yaitu, Dusun Kota, Dusun Kidul, Dusun Namas, Dusun Pari, Dan Dusun Munjul.

 Menurut catatan sejarah dan cerita turun temurun dari para ‘’sepuh’’ orang tua dahulu, bahwa pada mulanya tanah Desa Buniseuri merupakan hutan yang sangat lebat. Orang yang pertama kali membuka tanah hutan untuk dijadikan tempat pemukiman, lahan pertanian dan pesawahan menurut cerita adalah seseorang yang bernama “JAKALALANA”.

Beliau berasal dari Cirebon yang berkelana karena tidak mau tunduk dan patuh kepada penjajah “Kompeni” Belanda yang sedang berkuasa di bumi nusantara. Dalam pengembaraannya itulah, kemudian beliau menetap,  membuka lahan hutan untuk dijadikan pemukiman dan lahan pertanian dengan mempergunakan alat perkakas berbentuk golok.  Golok dalam adat kebiasaan masyarakat di tatar pasundan dikenal dengan sebutan “BEDOG”

Maka kemudian orang-orang/ masyarakat sering menjulukinya “BAPA BEDOG”. Beliau meninggal dunia dan dimakamkan di sebuah daerah bernama Cipeuteuy. Oleh karena itu komplek makam di daerah cipeuteuy tersebut dikenal dengan sebutan “Makam Bapa Bedog”.
Apabila dilihat secara mrfologis Desa Buniseuri berada di Kaki gunung syawal dengan iklim yang sejuk. Sekitar tahun 1801 Masehi, wilayah Desa Buniseuri terdiri dari dua wilayah yaitu:
1. Desa Urug
2. Desa Buniseuri

  Namun seiring dengan perjalan waktu kedua daerah tersebut bergabung melebur menjadi satu dengan nama Desa Buniseuri.  “Buniseuri” yang menjadi nama desa ini, menurut cerita sejarah berasal dari sebuah nama sumber mata air yang diberi nama Cibuniseuri. Yang berada di daerah citanjung Dusun Kidul berjarak sekitar 1000 meter sebelah barat daya pusat kota desa buniseuri. Buniseuri dalam Bahasa sunda berarti buni: tersembunyi, dan seuri : tertawa.


  Melihat dari aspek sosiologis dan historis masyarakat Desa Buniseuri berkebudayaan sunda dengan bahasa pengantar sehari hari meggunakan bahasa sunda.  Nenek moyang mayarakat Desa Buniseuri berasal dari garis keturunan Kerajaan Galuh, dan Kesultanan Cirebon.
  
  Secara Administratif, Pemerintahan Desa Buniseuri telah tercatat dan dapat diketahui sejak tahun 1802 masehi, yang pada waktu itu yang menjadi Kepala Desa pertama bernama “TUAMURID” dan memerintah dari tahun 1802 sampai tahun 1821 masehi memerintah selama 19 tahun. Kepala Desa  pada  tahun 2008 bernama Agus Suryana, SH. 
Sampai saat sekarang Desa Buniseuri telah dipimpin oleh 26 orang Kepala Desa.Urutan nama-nama Kepala Desa yang memerintah di Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis adalah sebagai berikut :

1.      Tuamurid memerintah sejak tahun      1802 - 1821 M
2.      Candrawikrama                                    1821 - 1867 M
3.      Asnawijaya                                           1867 - 1870 M
4.      Yudadisastra                                         1870 - 1885 M
5.      Sastramanggala                                     1885 - 1894 M
6.      Sastrawijaya                                         1894 - 1898 M
7.      Asnamanggala                                      1898 - 1912 M
8.      Sumantadisastra                                    1912 - 1913 M
9.      Amantadisastra                                     1913 - 1922 M
10.  Wiradisastra                                          1922 - 1927 M
11.  Halimi Nata Praja                                 1927 - 1930 M
12.  Mad Kurdi                                            1930 - 1934 M
13.  Sasmita                                                 1934 - 1937 M
14.  Halimi Nata Praja                                 1937 - 1940 M
15.  Sumardja                                              1940 - 1945 M
16.  Akias                                                    1945 - 1950 M
17.  Wirasutisna                                           1950 - 1962 M
18.  H. Ahmad                                             1962 - 1980 M
19.  M. Herman Permana                             1980 - 1982 M
20.  M. Mardjuki                                         1982 - 1993 M
21.  Haris Hadiyana                                     1993 - 2001 M
22.  Drs. Darmatin                                       2001 - 2002 M (28 Juni)
23.  Ir. Saleh Dimyati                  28 Juni     2002 - 29 Agustus 2007
24.  Agus Suryana, SH.       29 Agustus      2007 - 2008 M
25. Somana                                 PJS           2008 - 2011 M
26.  H. Ateng                                                2011 - 2015 M
27. Nanang Komara              PJS   Januari - April 2016 M
28. Maman Sulaeman                                  2016 - 2022 M

Bila dilihat dari tanda-tanda, terutma dari makam-makam keramat yang berada di daerah sekitar Ibu Kota Desa Buniseuri, penduduknya berasal dari para pendatang. Makam-makam tersebut sampai saat ini merupakan makam keramat yang mempunyai keterkaitan yang sangat erat dengan asal usul sejarah dan perkembangan Desa Buniseuri

 Makam-makam keramat tersebut antara lain adalah :
  1. Embah Surabaya, yang berasal dari daerah Rajadesa yang bersemayam di Makam Saga. 
  2. Embah Demang, yang berasal dari daerah Rajadesa yang bersemayam di Makam Cipeuteuy. 
  3. Embah Narangbaya, yang berasal dari daerah Imbanagara yang bersemayam di Makam Cipeuteuy.
  4.  Embah Suraita, yang berasal dari daerah Utama yang bersemayam di Makam Namas.
Menurut sejarah dari keterangan dan ceritera para leluhur, pada waktu Kerajaan Utama diserang oleh Kerajaan Mataram, Embah Suraita meloloskan diri ke suatu daerah yang kemudian hari dikenal dengan nama Buniseuri, kemudian beliau menetap dalam keadaan sangat menderita.
Embah Suraita memiliki seorang anak yang diberi nama Raden Wargayasa, yang kemudian bersemayam di sebelah Barat Desa Buniseuri. Raden Wargayasa sendiri menurut sejarah memiliki dua orang anak laki-laki yang bernama
  1. Raden Partasuta
  2. Raden Sutadjaya
Raden Sutadjaya mempunyai gelar kehormatan sebagai Raden Jangraga, yang saat ini bersemayam di daerah Ciongka Desa Selacai.
Sebutan Nama “Buniseuri” itu sendiri menurut catatan sejarah pertama kalinya dikenal pada waktu Raden Suraita meloloskan diri, diburu dan dicari-cari oleh musuh dari Kerajaan Mataram ia tiba di suatu tempat. Disana ia mendengar ada yang mentertawakan, namun orangnya tidak nampak. Maka dinamailah oleh  beliau tempat tersebut dengan sebutan “Buniseuri”. Tempat dimana beliau bersembunyi ada suatu sumber mata air yang kemudian oleh Beliau diberi nama “Cibuniseuri” yang sampai saat ini sumber mata air tersebut masih ada dan dijadikan sebagai tempat pemandian umum dan saat ini letaknya di Kampung Kidul.
Selain itu, menurut ceritera para leluhur yang turun temurun kepada para orang tua, di Pemandian Cipeuteuy sekarang letaknya di wilayah kota Buniseuri sebelah utara, pada waktu-waktu tertentu sampai saat ini kadang-kadang terdengar ada suara-suara seperti orang tertawa namun mahluknya tidak nampak dan mengaku bernama Centring Manik Mojang Mande / Mojang Cinde. Konon menurut ceritera, bagi mereka yang mempunyai maksud atau keinginan apa saja bisa mandi di Pemandian Cipeuteuy ini untuk mengalap berkahny. Terutama yang belum mempunyai jodoh dan yang menginginkan jabatan tertentu, apa bila mandi di Pemandian Cipeuteuy ini Insya Alloh dengan seijin Alloh SWT. Bakal terkabul.   Wallohuallam.

II.     Gambaran Umum Desa Buniseuri

Kecamatan Cipaku yang sampai saat ini menurut catatan berpenduduk sebanyak 57.851 orang, sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, disamping sebagian lagi sebagai pegawai negeri, pegawai swasta, pedagang, sektor jasa, industri dan usaha-usaha lain. Bahkan banyak pula yang bekerja di luar kota (sebagian besar disektor jasa) dan pada umumnya berhasil sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan dan perkembangan Kecamatan Cipaku, khususnya bagi desanya masing-masing.
Kecamatan Cipaku mempunyai luas wilayah seluas 5832 Hektar. Yang terdiri dari 13 desa dan 64 dusun. Wilayah Kecamatan Cipaku dilintasi oleh jalan provinsi yang merupakan jalur utama yang menghubungkan antara Tasikmalaya dengan Cirebon.
Wilayah Kecamatan Cipaku pada umumnya mempunyai daerah yang berbukit-bukit dan berlereng-lereng yang sebagian besar merupakan daerah pegunungan dan didominasi  oleh area pesawahan dan perkebunan. Ketinggian tanah berkisar antara 100 - 500 m di atas permukaan laut. Suhu udara berkisar antara 280C sampai dengan 320C. Curah hujan rata-rata berkisar sebesar 95,3 mm per tahun.

Kondisi Geografis

Salah satu desa yang cukup maju di Kecamatan Cipaku adalah Desa Buniseuri yang merupakan salah satu dari 13 desa yang berada di wilayah Kecamatan Cipaku Kabupaten ciamis.  Posisinya terletak persis berada di tegah-tengah dan merupakan pusat Ibu Kota Kecamatan Cipaku. Jarak dari Ibu Kota Kewedanaan Kawali sekitar 9 Km dan dari Ibu Kota Kabupate Ciamis sekitar 12 Km, dan dari Ibu Kota Provinsi Jawa Barat sekitar 130 Km.
Secara administrasi, Desa Buniseuri terdiri dari 5 Dusun, 17 RW, dan 48 RT dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
1.      Sebelah Utara berbatasan dengan desa Selamanik
2.      Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Mekarsari
3.      Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Pusakasari
4.      Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Muktisari
Desa Buniseuri, seperti halnya Kecamatan Cipaku Kabupaten ciamis pada umumnya berikim trofis dengan mengalami dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau dengan curah hujan rata-rata sebesar 95,3 mm per tahun. Keadaan suhu udara berkisar antara 280C sampai dengan 320C.
Secara umum Wilayah Desa Buniseuri berada pada lintasan antara kota, Ibu Kota Kabupaten dan Ibu Kota Kewedanaan dan dilintasi jalur jalan utama yang menghubungkan  Kota Ciamis dengan Cirebon. Ketinggian rata-rata 450 meter di atas permukaan laut dengan permukaan tanah datar dan sebagian besar pegunungan yang berbukit-bukit dan berlereng-lereng.

Kondisi Topografis

Apabila dilihat dari Aspek Topografi, wilayah Desa Buniseuri memiliki topografi yang datar, tetapi sebagian besar wilayahnya berlereng-lereng dan berbukit-bukit dengan elevasi ketinggian tana  + 199 meter dpl. Bila dikelompokan ke dalam elevasi ketinggian tanah di Kabupaten Ciamis, ketinggian tanah Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku masuk pada ketinggian tanah antara 100-500 meter dpl. Namun ketinggian rata-rata 450 meter dpl. Ketinggian tanah pada level ini sebagian besar merupakan lahan pertanian dan perkebunan yaitu sekitar 49 %.
Adapun penggunaan lahan pada Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku sebagian besar peruntukannya sebagai lahan pertanian, perkebunan dan sebagian lagi digunakan sebagai industri dan perumahan penduduk.

Kondisi Demografis

Jumlah penduduk Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku yang tercatat sampai dengan Bulan Januari 2008 adalah 7.318 orang . Jumlah tersebut terdiri dari :
*      Pria berjumlah               = 3.654 orang
*      Wanita berjumlah          = 3.664 orang
Dari komposisi data tersebut menunjukan bahwa jumlah penduduk berjenis kelamin wanita lebih banyak daripada penduduk yang berjenis kelamin pria. Hal ini terlihat dari selisih yaitu sebanyak 10 orang.

Kondisi Sosial Budaya

  a.Bidang keagamaan
Penduduk Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku secara keseluruhan memeluk agama Islam. Dalam kehidupan keagamaan para tokoh masyarakat terutama tokoh agama berperan sebagai pemimpin informal dan keberadaannya sangat membantu kepada pemerintah Desa Buniseuri dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini dapat terlihat dari terciptanya hubungan dan koordinasi yang sangat baik dalam setiap pelaksanaan kegiatan dan pembangunan.
Adapun sarana dan prasarana / fasilitas peribadatan di Desa Buniseuri terdiri dari masjid dan langgar yang kesemuanya berjumlah 25 masjid dan langgar, yang mana kondisinya dalam keadaan baik dan layak pakai.


b.Bidang Pendidikan


Sebagai sarana penunjang dibidang Pendidikan terdiri dari :
*      5 Sekolah Dasar (SD) Negeri
*      1 Sekolah Dasar (SD) Swasta
*      1 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri
*      1 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Swasta
*      1 MTs Negeri
*      12 Madrasah (Negeri dan Swasta).
Tingkat Pendidikan             

Laki-Laki
Wanita
               1.      Usia 3 – 6 tahun
               2.      Usia 3 – 6 tahun sedang ikut TK
               3.      Usia 7-18 tahun tidak melanjutkan
               4.      Usia 7-18 tahun melanjutkan
               5.      Tamat SD Sederajat
               6.      Tamat SMP Sederajat
               7.      Tamat SMA Sederajat
               8.      Tamat D1
               9.      Tamat D2
             10.      Tamat D3
             11.    Tamat S1
             12.    Tamat S2
             13.    Tamat S3
78
43
12
729
503
240
233
42
10
15
30
2
-
51
28
10
485
334
159
156
27
11
10
20
-
-

 c. Bidang Kesehatan

Adapun prasarana kesehatan di Desa Buniseuri terdiri dari :
*      1 Puskesmas
*      10 Posyandu
*      4 Balai Pengobatan
*      3 Bidan Desa


d.Mata Pencaharian Penduduk


Mata pencaharian penduduk Desa Buniseuri beraneka ragam sesuai dengan latar belakang dan keahlian masing-masing diantaranya dapat di klasifikasikan sebagai berikut :


Laki-laki
wanita
              1.      Petani
              2.      Buruh Tani
              3.      Pedagang
              4.      Pegawai Negeri  Sipil
              5.      Pegawai Swasta
              6.      TKI
              7.      Peternak
              8.      Pengrajin Industri Rumah Tangga
              9.      Dokter Swasta
            10.  Lain-lain
602
135
150
153
300
2
6
15
1
-
400
90
100
102
75
1
4
10
-
-
 Tenaga Kerja
Laki-laki
Perempuan
           1.      Penduduk Usia 18-56 tahun
           2.      Penduduk Usia 18-56 tahun bekerja
           3.      Penduduk Usia 18-56 tahun tidak bekerja
           4.      Penduduk Usia 0-6 tahun
           5.      Penduduk Usia 7-18 tahun masih sekolah
           6.      Penduduk Usia 56 tahun ke atas
           7.      Penduduk Usia Angkatan Kerja
2802
1081
250
356
728
409
1081
1868
721
167
238
485
273
721

III.           Tingkat Pendidika Aparat Desa Buniseuri

Kepala Desa
Sekretaris Desa
Kepala Urusan Pemerintahan
Kepala Urusan Keuangan
Kepala Urusan Pembangunan
Kepala Urusan Pemberdayaan Masyarakat
Kepala Urusan Umum
Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat
Kadus 5 orang
S1
BA (Sarmud)
BA (Sarmud)
SMA
SMA
SMA
SMA
S1
SMP


IV.    Kelembagaan 

  1. BPD 
  2.  LPM
  3.  MUI Desa 
  4. PKK 
  5. Karang Taruna 
  6. Polmas 
  7.  Pertahanan Sipil / Linmas.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

1 Response to "Sejarah Desa Buniseuri"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel